Alihkan Gas Oksigen Industri ke Medis

Bidang Industri dan Pembangunan, Mulyanto meminta, Pemerintah tepati janji alihkan pasokan gas oksigen sektor industri ke sektor medis. Mulyanto melihat hingga sementara ini kebijakan itu belum dijalankan sehingga sebagian tempat tinggal sakit masih ada masalah meraih pasokan gas oksigen untuk melayani pasien.

Anggota Komisi VII DPR RI ini mendapat laporan hingga sementara ini perusahaan penghasil bahan baku liquid oxygen masih menyalurkan produknya ke sektor industri. Akibatnya produsen gas generator oksigen untuk medis kekurangan bahan baku.

“Padahal kami berharap produsen gas oksigen untuk medis ini bisa mengoptimalkan kapasitas pabriknya meraih seratus % dan apalagi meningkatkan kapasitas memproses baru. Upaya ini tidak bisa dipenuhi kalau bahan baku liquid oxygen-nya senantiasa dialirkan ke sektor industri layaknya biasa.

“Pemerintah harus serius mengawasi distribusi dan alokasi bahan baku liquid oxygen ini di lapangan. Bila tidak ujung-ujungnya memproses gas oksigen untuk sektor medis senantiasa dapat mengalami kekurangan dan ujung-ujungnya kami hanya mengandalkan impor gas oksigen,” tambahnya.

Untuk diketahui memproses gas oksigen dalam negeri total sebesar 640 juta ton per tahun bersama kapasitas memproses sebesar 74 persen. Dari jumlah ini sektor industri dialokasikan sebesar 70 persen, sedang sektor medis dialokasikan sebesar 30 persen.

Dengan peningkatan tajam keperluan gas oksigen di sektor medis, maka tak hanya upaya untuk meningkatkan kapasitas memproses gas oksigen yang belum optimal dan meningkatkan kapasitas pabrik baru, Pemerintah berjanji dapat meningkatkan alokasi gas oksigen untuk sektor medis apalagi meraih 100%.

“Jadi, implementasi janji Pemerintah untuk menggeser alokasi gas oksigen berasal dari sektor industri ke sektor medis hingga 100 % di masa-masa panik layaknya saat ini ini terlalu ditunggu,” tuturnya.

“Pemerintah, melalui aparat pengawasannya, harus menegaskan bahwa bahan baku liquid oxygen untuk memproses gas oksigen medis tercukupi baik untuk pengoptimalan kapasitas memproses terpasang yang tersedia maupun untuk penambahan kapasitas baru,” pungkasnya.