BEGINI PENENTUAN INTERVAL KALIBRASI

Pengukuran adalah mengukur gunakan alat ukur. Salah satu perihal yang dipersyaratkan perihal instrumen ukur dengan Flow Meter LC adalah pemastian terhadap akurasinya yang dinamakan Kalibrasi

Kalibrasi wajib dikelola bersama baik juga penetapan interval kalibrasinya. Harus dipastikan pelaksanaannya senantiasa dilaksanakan bersama baik, dan ada prosedur proses kontrolnya.

Apa itu Interval Kalibrasi ??

Interval Kalibrasi adalah sebuah rentang pas yang kami tetapkan pas kami wajib lakukan Kalibrasi ulang terhadap sebuah alat ukur, sejak Kalibrasi paling akhir dilaksanakan bersama catatan selama rentang pas tersebut tak ada perubahan (penggantian spare part, adjustment, dsb) atau perbaikan gara-gara kerusakan.

Tujuannya adalah meyakinkan bahwa instrumen alat ukur senantiasa mempunyai tingkat akurasi yang tetap didalam rentang keharusan sesuai desain alat ukur ataupun desain penggunaannya. Dan kalaupun terkandung penyimpangan hasil ukur terhadap suatu nilai pengukuran, maka simpangan (Error) itu diketahui. Error terdokumentasi sebagai koreksi dan ketidakpastian. Error wajib digunakan untuk mencatat hasil pengukuran.

Menetapkan interval Kalibrasi terlalu pendek bisa bermakna akan terlalu mahal, penetapan Kalibrasi terlalu lama, bisa jadi kami akan meraih hasil pengukuran yang tidak akurat dan belum mengetahuinya sampai pas Kalibrasi ulang dilakukan. Di Standar ISO/IEC 17025 : 2017 klausul 6.4.7. mensyaratkan Laboratorium wajib memastikan program kalibrasi, yang wajib ditinjau dan sesuai seperlunya untuk menjaga keyakinan terhadap standing kalibrasi

 

Lalu tahapannya seperti apa?

Saat kami mempunyai alat ukur baru, ataupun instrumen ukur baru didalam sebuah sistem, tentunya kami wajib meyakinkan berasal dari pihak vendor alat wajib ada sertifikat Kalibrasinya yang jadi kewajiban vendor. Karena pas mereka menjual product alat ukur, pasti juga mempromosikan tidak benar satu sifat alat ukur yakni akurasi. Harga yang kami bayar adalah juga sifat akurasinya.

Pembuktian akurasi dilaksanakan bersama Kalibrasi yang terdokumentasi didalam sertifikat Kalibrasi dan label kalibrasi yang tertempel terhadap peralatan ukurnya.

Maka wajar kami menuntut sertifikat Kalibrasi awal sebagai bukti bahwa alat bekerja seperti yang mereka janjikan. Lalu kapan Kalibrasi ulangnya sejak tanggal Kalibrasi awal yang tertulis didalam sertifikat inisial Kalibrasi itu? Itulah interval Kalibrasi Banyak orang memastikan 1 tahun. Tapi darimana? Apa basic ilmiahnya? Pertimbangan yang kemudian dilaksanakan wajib berberkal ilmu pengetahuan, yakni :

 

Kemampuan Akurasi alat dan Toleransi Penggunaan.

Ini diawali berasal dari pemilihan alat ukur, contoh sebuah thermometer. Alat ukur suhu direntang yang serupa bisa saja ada yang harganya berpuluh kali lipat. Mengapa? Karena yang satu akurasinya ±0,2° C pas yang satunya ±2° C.
Ketika alat tersebut dipakai untuk mengukur suhu ruang yang kami tetapkan wajib beroperasi seandainya terhadap rentang 22° – 28° C, atau boleh saya menulis 25°±3° C. Pada pemakaian ini, untuk alat berakurasi ±0,2° C, kami bisa pertanggungjawabkan secara ilmiah seandainya memastikan interval Kalibrasi yang lebih lama dibanding seandainya kami gunakan yang berakurasi ±2° C,

 

Rekomendasi Pembuat Alat

Kita bisa memandang di manual book alat atau menghendaki Info pembuat alat. Hampir semua berasal dari mereka memberi saran interval Kalibrasi 1 tahun. Tapi menurut saya, senantiasa jadi hak kami pengguna untuk bebas menentukan, gara-gara bagaimanapun juga wejangan itu bisa saja tidak terlepas berasal dari kepentingan bisnis mereka, apalagi jika mereka juga menawarkan jasa Kalibrasinya.

 

Cara Penggunaan dan Kondisi Lingkungan Pemakaian.

 

Misal kami membandingkan pada dua alat ukur tekanan yang serupa persis, merk, tipe, tentunya rentang dan akurasinya juga sama. Penggunaan alat pertama untuk mengukur tekanan udara didalam pipa di sedang rentang kemampuannya, dipasang terhadap ruangan ber-AC. Sementara alat ukur satunya untuk mengukur tekanan steam terhadap sekitar 80% rentang kemampuannya, berada di hampir batas atas kapabilitas suhunya, dan kebetulan terpasang di outdoor. Justru aneh seandainya kami memastikan interval Kalibrasi yang serupa terhadap kedua alat ukur tersebut.

 

Tujuan Penggunaan.

 

Hal ini bisa dikaitkan bersama masalah kekritisan alat ataupun risiko berasal dari kegagalan alat ukur. Semakin kompleks instrumen ukur dan yang digunakan mengukur parameter yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan manusia, pencemaran lingkungan, economic fraud maka intervalnya jadi pendek.

 

Rancangan Pemeliharaan terhadap Alat.

 

Hal ini bisa juga perihal bersama obyek penggunaan. Yang kemudian berkonsekuensi terhadap pemeliharaan yang ditetapkan terhadapnya. Satu alat bisa ‘dibiarkan’ saja selama jaman pakainya, pemeliharaan cuma satu cuma penetapan interval Kalibrasi terhadapnya. Sementara alat ukur yang lain, tak sekedar ada interval Kalibrasi, juga diberlakukan pemeliharaan berkala yang cukup detail terhadapnya. masuk akal jika kemudian kami memastikan interval yang beda.

 

Beban kerja alat.

Wajar jika kami memastikan interval Kalibrasi bagi alat yang utilisasi pemakaiannya begitu tinggi, lebih pendek waktunya dibanding alat yang jarang dipakai.
Tren History hasil Kalibrasi alat.

 

Hal ini cuma bisa saja terjadi seandainya kami lebih dahulu memastikan interval awal bersama pertimbangan di atas. Kemudian setelah beberapa kali (biasanya kenakan basic ilmiah data sertifikat kalibrasi 3 kali berturut-turut terakhir), kami bisa lakukan peninjauan apakah kami wajib pengaruhi interval kalibrasi berdasar data tersebut. Biasanya dikaitkan bersama sifat drift alat ukur atau Pergeseran simpangan.

Semakin berpindah membesar, cukup bagi kami alasan untuk mengurangi interval kalibrasi. Simpangan senantiasa tetap, apalagi seandainya ada kecenderungan justru mengecil bisa jadi pertimbangan untuk memperlebar jarak antar kalibrasi.