
Belajar Memaafkan Dari Kisah Nabi Yusuf
Memaafkan kriminal yang telah Anda buat orang lain, tidak semudah yang Anda bayangkan. Ada rasa terasing yang terkadang masih menyelimuti kita. Sangat sulit untuk memaafkan dengan tulus.
Tentu saja, pengampunan tidak harus setengah-setengah. Saat ucapan terima kasih diucapkan di bibir, hati juga harus memaafkan.
Tidak ada alasan, jika Anda masih mengungkit kesalahan yang telah Anda buat. Tentu ada kebahagiaan di hatimu untuk meminta maaf.
Baca juga kumpulan doa dalam islam dan panduan sholat pada tautan tersebut.
Di dalam Alquran ada banyak cerita tentang para Nabi yang dengan tulus memaafkan. Salah satunya adalah kisah Yusuf. Dari kisah Yusuf, kita dapat memetik pelajaran tentang pengampunan sama sekali. Bukan sekedar kata-kata, tapi juga dibarengi dengan sikap ikhlas.
Kisah Nabi Yusuf
Kisah Nabi Yusuf telah diceritakan di dalam Alquran. Dia adalah seorang nabi yang dianiaya oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia ingin sengaja mengisolasi dirinya karena merasa dirinya tidak diperlakukan adil dengan orang tuanya.
Suatu hari Nabi Yusuf dirawat oleh saudara-saudaranya. Namun di tengah perjalanan, dia tiba-tiba mendorong Yusuf ke dalam sumur. Tidak ada yang peduli dengan tangisan Yusuf. Dan akhirnya dia meninggalkan Yusuf seperti itu.
Namun atas izin Allah SWT, Nabi Yusuf selamat. Namun, penderitaannya tidak berhenti sampai di situ. Dia kemudian diadili lagi. Salah satunya adalah ketika dia difitnah karena tuduhan buruk yang tidak pernah dia buat. Dan akhirnya dia dipenjara.
Dan lagi-lagi dengan izin Allah SWT, Nabi Yusuf berhasil dibebaskan dari penjara. Bahkan, dia diangkat menjadi salah satu petinggi Mesir saat itu. Dengan jabatan yang hebat, Yusuf juga membuat banyak kebijakan publik.
Pesan Nabi Yusuf
Pertama-tama, Yusuf ingin menekankan bahwa dia telah memaafkan semua kesalahan yang telah dilakukan saudara-saudaranya. Bahkan tidak ada rasa balas dendam di hatinya.
Kedua, Nabi Yusuf ingin dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Sehingga suatu saat ia tidak akan terjebak dalam dosa yang telah dilakukannya.
Bahkan tak hanya meminta maaf, Yusuf juga mengajak semua kakaknya pergi ke Mesir bersama istri dan anak-anaknya. Ini berarti pengampunan. Kemurahan hatinya memang luar biasa.
Karena pengampunan bukan hanya sekedar kata. Namun harus dibarengi dengan aksi nyata.
Hal ini juga diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika ia dan kaum muslimin berhasil merebut kota Mekkah. Sambil memegang dua pintu gerbang Ka’bah, dan dia bertanya dan bertanya kepada Quraisy, “Menurutmu, apa yang akan aku lakukan padamu, Quraisy?”
Dia menjawab, “Kamu akan membantuku. Kamu yang hebat, putra dari saudara yang mulia. Dan kamu bisa melakukannya.”
Rasulullah menjawab, “Hari ini aku akan memberitahumu apa yang saudaraku Yusuf katakan, hari ini tidak ada kritik untukmu.”
Seberapa tinggi perilaku Nabi Muhammad. Dia memberi pelajaran kepada orang-orang, agar orang lain memaafkannya. Tanpa menyimpan dendam di hatimu.