Ukuran CN Pada Bahan Bakar Diesel dan Perbedaannya dengan RON

Pada bahan bakar berjenis bensin, ukuran yang digunakan adalah Research Octane Number (RON) atau nilai oktan peranan menunjukkan mutu bahan bakar tersebut dengan menggunakan pengukur flow meter tokico.

Semakin tinggi nilai oktannya, BBM lebih lambat terbakar sehingga tidak meninggalkan residu pada mesin yang bisa mengganggu kinerjanya. Sedangkan pada nilai oktan yang rendah, bensin dapat terbakar sebelum akan piston meraih titik puncak dan mengakibatkan knocking.

Berbeda bersama dengan RON yang menunjukkan mutu BBM berjenis bensin, BBM untuk mesin diesel miliki cara pengukuran berbeda. Ukuran pada BBM diesel adalah Cetane Number (CN) atau Angka Setana. Angka Setana bukan menunjukkan mutu BBM seperti pada ukuran RON, namun menunjukkan tingkat kepekaannya pada detonasi atau ledakan. Bahan bakar bersama dengan bilangan Setana yang tinggi dapat ringan berdetonasi pada motor diesel.

Secara sederhana, CN merupakan angka jumlah C16 di di dalam bahan bakar solar. Bahan bakar diesel sendiri terdiri berasal dari C14 sampai C21.

Semakin banyak kadar C16, maka bahan bakar diesel dapat tambah ringan terbakar sehingga pembakaran yang berjalan lebih sempurna dan efisien. Pada ukuran RON, angka RON menunjukkan mutu bahan bakar tersebut. Namun pada ukuran CN, angka yang tertulis menunjukkan mutu penyalaan bahan bakar diesel atau ukuran untuk menunjukkan keterlambatan pengapian berasal dari bahan bakar itu sendiri.

Pada mesin bensin, pembakaran bahan bakar berjalan dikarenakan terdapatnya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi. Sedangkan pada mesin diesel, pembakaran berjalan dikarenakan kenaikan temperatur campuran hawa dan bahan bakar akibat kompresi torak sampai meraih temperatur nyala.

Pada mesin diesel tertentu, bahan bakar bersama dengan setana yang lebih tinggi dapat miliki periode penundaan pengapian lebih pendek daripada bahan bakar bersama dengan setana yang lebih rendah. Angka Setana sendiri bukan hanya satu pertimbangan dikala mengevaluasi bahan bakar untuk mesin diesel. API gravity, BTU konten, rentang destilasi, kadar sulfur, stabilitas dan titik nyala terhitung terlalu penting.

Di Indonesia, spesifikasi mengenai bahan bakar diesel yang dipasarkan sudah diatur di dalam Surat Keputusan Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006. Dalam SK tersebut dijelaskan standar mutu bahan bakar diesel yang dipasarkan di Indonesia tersedia dua tipe yaitu CN minimal 48 dan 51.

Untuk menyadari tingkatan CN produk bahan bakar diesel berasal dari tiap perusahaan energi, pengemudi bisa melacak menyadari di tiap-tiap situs perusahaan energi. Misalnya Pertamina, menawarkan tiga tipe bahan bakar diesel yaitu Bio Solar (CN 48), Dexlite (CN 51), dan Dex (CN 53).